Friday, December 5, 2008

Keinginanku

Saya awali perjumpaan malam ini dengan tulisan yang saya tulis untuk seorang adinda,yang...bagi saya dia begitu berarti bagi perjalanan hidup ini. Tentu saja setelah Ibu dan kedua adinda manis nan tangguh saya.Dengannya saya bersyukur kepada Allah karena diperkenankan bertemu melalui 'jalur khusus' beda dengan yang lain.
Oya..saya sampai sekarang belum menikah.Mas Giman pernah bertanya, om Among kok belum menikah nunggu apa to? temannya kan sudah pada nikah? Saya hanya tertegun. Pikiran menerawang entah kemana.Dan sambil menghela nafas kata saya, saya akan menikah ketika Allah sudah mengijinkan  menikah mas. Bagi saya itu bukan jawaban tapi semacam kepasrahan.Sudah...sudah...tidak usah diperpanjang lagi. Karena pertanyaan itu berawal sejak 2 tahun lalu sejak saya masih kuliah semester 8 sampai sekarang pertanyaan itu terus berulang-ulang. (misal kini ada yang tanya begitu, jawaban saya:...setelah melihat sikon dan sesuai perencanaan insyaAllah dan bismillah tahun depan ini saya akan melangsungkannya,mohon doanya)
Kembali ke pembukaan tadi. Adinda saya ini, adalah seorang guru. Yup..guru atau ustadzah. Mirip dengan cerita Laskar Pelangi di sana ada ibu Muslimah...nah adinda saya adalah satu dari ribuan ibu Muslimah di Republik ini. Langsung saja ya..Adinda..dengarkanlah surat dari kakanda.. ...selengkapnya


1 comment:

mr amron said...
This comment has been removed by the author.
Powered By Blogger